Luna: Yang Lekat Dalam Ingatan Dari Dusun Puntikayan

Pagi itu segerombolan anak kecil berdatangan menyambut kami, di kediaman yang akan kami tempati selama lima hari ke depan. Seorang gadis kecil berambut pirang akibat sengatan matahari menatap kami dari pintu kamar. Memperhatikan kami yang tengah sibuk menata barang dan pakaian yang baru saja sampai di Dusun Puntikayan. Ada satu hal yang menarik perhatianku, baju yang dikenakannya. Dress anak perempuan bergambar sinetron Anak Jalanan yag tengah hits kala itu. Entah terlalu sering dicuci atau bagaimana, baju itu tampak begitu tipis hingga terlalu menerawang untuk digunakan.

Tak seramah dan semanis anak lainnya dalam menyambutku, kalimat ini lah yang pertama kali ia ucapkan saat pertama kali berjumpa pagi itu,
"Sangit mu, kepet!"
(bahasa daerah setempat: hidungmu pesek!).
Ia tertawa puas, selepas melepaskan kalimat itu. Aku ikut tertawa saat menanyakan padanya apa arti kalimat yang ia ucapkan. Sambutan yang hebat!

Selama lima hari di Dusun Puntikayan, Desa Nekan, Kec. Entikong, Kab Sanggau tak jarang sejak pagi ia telah berada di rumah panggung yang kami tempati untuk mengajak bermain. Selama di Puntikayan ia adalah salah satu anak yang hampir selalu menempel kepadaku. Walau tingkahnya memang sedikit menyebalkan tapi aku merasakan kedekatan yang spesial dibandingkan dengan anak lainnya. Terbukti setelah dua tahun kemudian, aku hanya mampu mengingat satu nama: Luna.

Darinya aku belajar beberapa kata dan angka dalam bahasa daerah setempat. Ada satu lagu favorit yang sering ia nyanyikan bersama anak-anak lainnya, liriknya:

Goyang nasi padang pake sambal randangSama orang minang yang ikut bergoyangSemua masalah jadi hilangPikiranku jadi tenang
Goyang nasi padang pake sambal randangSama orang minang yang ikut bergoyangDijamin pasti tak mau pulangKarena ketagihan maunya terus digoyang

Ku kira itu adalah lagu yang mereka pelajari dari mahasiswa asal Padang yang pernah KKN di Dusun Puntikayan. Setelah aku kembali ke Bandung, barulah aku tahu kalau lagu yang ia nyanyikan adalah lagu dangdut yang dinyanyikan oleh grup biduan dangdut Duo Serigala.

Salah satu hal yang paling aku ingat darinya, setiap hari dia tidak pernah bosan mengajakku mandi di rejun.
"Kak Deyya, ayo kita mandi di rejun. Kenapa kakak ngga pernah mau mandi di rejun?? Kak Deyya ngga pernah mandi ya??"
Andai kau tau apa yang ada dipikiranku setiap kau mengajakku mandi di rejun. Aku hanya bepikir, mana mungkin aku mandi di rejun bersama para babi.


Rejun; Dalam bahasa setempat berarti sungai (kalau aku tidak keliru)


Komentar

Postingan Populer